Welcome to My Blog

Selamat datang di My little Blog. Blog ini Memberikan informasi seputar pendidikan yang mungkin akan membantu anda dalam menyelesaikan tugas anda. Semoga bermanfaat ^_^

Welcome to My Blog

Selamat datang di My little Blog. Blog ini Memberikan informasi seputar pendidikan yang mungkin akan membantu anda dalam menyelesaikan tugas anda. Semoga bermanfaat ^_^

Welcome to My Blog

Selamat datang di My little Blog. Blog ini Memberikan informasi seputar pendidikan yang mungkin akan membantu anda dalam menyelesaikan tugas anda. Semoga bermanfaat ^_^

Welcome to My Blog

Selamat datang di My little Blog. Blog ini Memberikan informasi seputar pendidikan yang mungkin akan membantu anda dalam menyelesaikan tugas anda. Semoga bermanfaat ^_^

Welcome to My Blog

Selamat datang di My little Blog. Blog ini Memberikan informasi seputar pendidikan yang mungkin akan membantu anda dalam menyelesaikan tugas anda. Semoga bermanfaat ^_^

Tuesday 10 October 2017

Cara singkat dalam pembudidayaan jamur tiram

PEROSES PEMBUDIDAYAAN JAMUR TIRAM
(catatan singkat berdasarkan pengalaman di lapangan)

Pembudidayaan jamur tiram memiliki beberapa tahapan pengerjaan, dimana setiap tahapan tersebut merupakan bagian penting dalam proses pembudidayaan jamur tiram itu sendiri. Sebelum kita memasuki tahapan tersebut mari kota mengenal fase perkembangan dan pertumbuhan jamur tiram, dimana ada lima fase yang harus dilalui dalam pertumbuhan jamur tiram, yaitu F0, F1, F2, F3 dan F4 (F= filial atau turunan).

F0 merupakan tahapan awal dalam pembibitan jamur tiram, dimana proses ini dilakukan didalam ruangan yang steril dan bebas dari kontaminasi  jamur-jamur lain yang dapat menghambat pertumbuhan bibit jamur tiram itu sendiri, biasanya fase 0 ini dilakukan dalam laboratorium mikrobiologi dan bibit ini biasanya di peroleh dengan cara kultur jaringan yang di ambil dari bagian indukan jamur dan kemudian di inokulasi ke dalam media agar (PDA), butuh keahlian dan pengetahuan secara mendalam untuk proses pembibitan F0 ini sendiri.

F1 sendiri merupakan turunan dari F0, dimana fase 1 ini adalah penanaman bibit ke media yang diolah untuk menajadi bibit siap pakai fase pertama dengan cara menanamkan bibit agar (PDA) F0 ke media biji-bijian F1. Bibit atau F1 ini sendiri  memiliki tingkat keberhasilan 99% apabila langsung di tanamkan ke media fase ketiga atau F4 (media atau baglog steril dan sesuai SOP).

F2 atau fase kedua dari pembibitan jamur tiram ini hampir menyerupai perlakuan yang dilakukan dari F0 ke F1, media yang digunakan pun sama dengan media yang digunakan F1, hanya komposisinya saja yang berbeda dalam penanaman bibit ini. Perbedaan antara F1 dan F2 adalah tingkat kekentalan atau jumlah miselium bibit F1 dan F2 nya saja, karena pada bibit pada F1 ini ditanamkan ke media bibit F2 dengan harapan bibit mempunyai jumlah yang lebih bnyak untuk di teruskan pada F3 nantinya.

F3 ini pun hampir menyerupai F1 dan F2, dimana turunan ke 3 ini memiliki fungsi yang sama dengan F2 yaitu untuk memperbanyak jumlah bibit jamur itu sendiri, perbedaanyapun ada pada komposisi media biji-bijiannya. F3 inilah yang biasa digunakan oleh para petani untuk bibit tanam ke F4 atau baglog.

F4 atau turunan terakhir dari bibit jamur tiram yang akan menghasilkan kamur tiram di baglog, baglog ini di dominasi komposisi dari serbuk kayu yang di campur dengan dedak dan kapur atau kalsium, sehingga yang sering diproduksi oleh para petani adalah fase F4 ini atau turunan keempat ini.

Dalam catatan ini saya menuliskannya khusus pada proses pembuatan dan penanaman bibit pada f4 dari proses penanaman hingga siap panennya jamur tiram, apabila memungkinkan da nada tempat untuk belajar bagaimana proses F0 hingga ke F3 mungkin akan saya tuliskan di catatan selanjutnya.

Komposisi dari F4 atau turunan keempat ini adalah serbuk kayu, dedak, dan kapur atau kalsium. Bahan-bahan tersebut sangat mudah ditemukan di sekitar kita, sebelum kita memulai membahas tentang proses pembuatannya ada baiknya kita harus memiliki SOP (standard operational production) sehingga setiap pekerjaan memiliki standard untuk menjamin kualitas sehingga dapat menekan tingkat kerugian yang akan dialami dalam menjalani proses pembuatan media tanam.

Pembuatan baglog atau penanaman bibit pada F4 ini memiliki beberapa tahap dan tahapan-tahapan tersebut mebutuhkan proses serta kedisiplinan sehingga tingkat kegagalan dalam proses penanaman dapat di minimalisir atau di kurangi. Adapun tahapan-tahapan tersebut yaitu, di mulai dari proses pengadukan, pengisian baglog, proses sterilisasi, proses inakulisi bibit dan akhirnya pertumbuhan miselium.

Proses pengadukan ini bertujuan untuk membuat media tanam untuk bibit jamur tiram itu sendiri, pengadukan sendiri memiliki komposisi campuran antara serbuk kayu, dedak dan kapur (kalsium). Perbandingan semua komponen tersebut akan di jelaskan melalui table berikut ini :
Serbuk Gergaji (Kg)
Dedak (Kg)
Kapur (Kg)
50
7,5
1
100
15
2
150
22,5
3
200
30
4
250
37,5
5
300
45
6
Proses pengadukan akan di mulai dengan mengayak serbuk kayu, pengayakan ini bertujuan untuk memisakan bagian serbuk kayu kasar yang berpotensi dapat merobek plastic baglog ketika proses pengisian baglog nantinya. Apabila proses pengayakan sdah selesai serbuk gergaji tersebut di campur dengan dedak dan kapur sesuai perbandingan komponen yan tertera pada table di atas. Tujuan pencampuran dedak pada sebuk kayu tersebut merupakan dalah satu nutrisi bagi jamur tiram yang akan tumbuh di media tanamnya dan tujuan penccampuran kapur untuk selain untuk mengtrol kondisi ph air yang asam juga untuk membuat adonan menjadi lebih padat dan melekat dengan baik. Pengadukan ini sambil dberikan air dengan secukupnya dan aduk hingga merata diseluruh adonan media tanam. Pengisian media ke dalam plastik dengan memadatkan adonan dalam plasti kemudian ditutup menggunakan cincin khusus untuk baglog.
            
Proses selanjutnya adalah proses sterilisasi yang bertujuan agar media tanam menjadi steril dan membunuh jenis bakteri dan jamur yang dapat merusak pertumbuhan jamur tiram ketika di tanam ke dalam baglog. Proses sterilisasi ini memakan waktu kurang lebih 6-7 jam di sebuah wadah dengan cara di kukus, dan diam kan baglog yang sudah di sterilkan untuk dipersiapkan untuk proses selanjutnya yaitu inakulasi atau penanaman bibit pada baglog, dengan demikian tinggal meletakan baglog yang sudah ditanam tersebut ketempat yang gelap tapi cukup sahaya untuk memaksimalkan proses peyebaran miseliumnya.
            
Penyebaran miselium yang merata dapat di identifikasi melalui warna putih yang menyebar dari atas menuju kebawah log hingga merata yang menyerupai warna putih pada tempe, untuk mengidentifikasi log yang terkontaminasi ada beberapa cara, yang pertama terbentuknya warna hitam yang merusak miselium atau seperti bercak2 hitam, yang kedua dapat dilihat dari penyebaran warna putihnya, apabila warna putihnya menyebar dari bawah log bukan dari atas tempat penaman bibit dapat dipastikan bahwa log tersebut terkontaminasi oleh jamur lain, dan yang ketiga log yang di inakulasi tidak tumbuh miselium.
            
Pemeliharaan jamur tiram ini, di mulai saat miselium tersebut penuh dengan di buka cincin oenutup mulut log, dengan tujuan tempat tumbuhnya tubuh buah jamur atau sering kita lihat batang jamur. Cepat lambatnya pertumbuhan tubuh buah jamur ini sangat di pengaruhi oleh tingkat kelembaban lingkungan kumbung, untuk itu kumbung perlu dilakukan penyiraman 2-3 kali dalam sehari dengan tujuan untuk menjaga suhu dan kelembaban lingkungan jamur itu sendiri. Cara penyiramannya pun memerlukan perlakuan khusus seperti mengkondisikan pengembunan sesungguhnya sehingga meminimalisir kemungkinan air masuk kedalam log secara langsung yang dapat menyebabkan terhambatnya tumbuhnya tubuh jamur.

           
Kesimpulan yang dapat saya tarik selama saya bekerja mempraktekan budidaya jamur tiram ini sangat di tentukan oleh standar kerja kita, untuk memaksimalkan hasil hendaknya dalam setiap tindakan dalam membudidayakan jamur tiram wajib mengikuti SOP yang berlaku, sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. 

Saturday 12 December 2015

jurnal model discovery learning

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI DUNIA TUMBUHAN DI KELAS X PEMINATAN SMA NEGERI 4 PALANGKARAYA

MEITANI PAUZIAH

ABSTRAK
Meitani Pauziah, 2015: Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Dunia Tumbuhan Di Kelas X Peminatan Sma Negeri 4 Palangka Raya. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP, Universitas Palangakaraya. Pembimbing (1) Drs. Nuriman Wijaya, M.Pd., (2) Dra. Sri Puryaningsih, M.Pd.

            Latar belakang dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas X peminatan Biologi di SMAN 4 Palangka Raya yang masih rendah, karena proses belajar mengajar yang menoton hanya menggunakan model konvensional. Peneliti menggunakan model discovery learning karena model ini dapat membimbing siswa untuk menemukan jawaban akhir berdasarkan hasil penemuannya sendiri, melalui pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning. (2) untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar siswa, dan (3) untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap keterampilan proses sains siswa.

            Penelitian ini merupakan quasi eksperimen dengan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X peminatan Biologi I dan kelas X peminatan Biologi 2 di SMA Negeri 4 Palangka Raya yang berjumlah total 70 orang siswa. Pengambilan kelas penelitian berdasarkan teknik random sampling yang dipilih dari populasi 4 kelas X peminatan Biologi yang homogen. Data hasil penelitian di analisis secara kuantitatif dan kualitatif sebelum membuat kesimpulan.

            Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) model Discovery Learning dapat membuat siswa lebih aktif dan terampil selama proses pembelajaran berlangsung, (2) ada pengaruh yang signifikan model Dicovery Learning terhadap hasil  belajar (thitung > ttabel yaitu 14,3 > 1,67), dan (3) terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang signifikan antara siswa yang mengikuti model Discovery Learning dan konvensional, dilihat selama proses pembelajaran berlangsung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh model Discovery Learning terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa pada meteri dunia tumbuahan di kelas X peminatan SMA Negeri 4 Palangka Raya. Implikasi pada penelitian ini menunjukan bahwa model Discovery Learning dapat digunakan untuk model pembelajaran selanjutnya dengan saran guru dapat memodifikasi LKS agar dibuat lebih menyenangkan dan mudah dipahami siswa.


Kata Kunci: Model Discovery Learning, hasil belajar, keterampilan proses sains.

Wednesday 2 December 2015

Gerak Pada Tumbuhan


Apakah anda pernah melihat pergerakan pada tumbuhan putri malu yang apabila kita sentuh member respon untuk bergerak, atau anda mengamati pergerakan bunga matahari yang mengikuti arah matahari. Gerak tersebut merupakan salah satu bentuk tanggapan organisme terhadap rangsang. Rangsang dapat datang dari luar (eksternal) atau dari dalam (internal) tubuhnya sendiri. Pada makhluk primitif, kemampuan menanggapi rangsang masih sangat sederhana yang di sebut daya iritabilitas.

Tumbuhan mempunyai kepekaan tertentu untuk menanggapi rangsang yang diterimanya.Setiap rangsangan yang mengenai tumbuhan akan ditanggapi oleh tumbuhan tersebut.tanggapan ini berupa gerakan dari bagian-bagian tumbuhan.
Macam-Macam Gerak Pada Tumbuhan

Berdasarkan rangsangannya,gerak pada tumbuhan dikelompokkan menjadi tiga,yaitu gerak autonom(endonom),gerak esionom,dan gerak higroskopis.

1. Gerak Autonom (Endonom)
Gerak autonom (endonom) adalah gerak yang belum diketahui penyebabnya scara pasti,namun diperkirakan gerak ini disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri. Dengan kata lain,gerak autonom adalah gerak yang tidak disebabkan oleh rangsangan dari luar.

Contoh:
1.     Gerak mengalirnya sitoplasma dalam sel
2.     Gerak melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh.
3.     Gerak yang diperlihatkan tumbuhan ketika tumbuh seperti tumbuhnya akar,batang,daun,dan bunga.
4.     Gerak kloroplas memutar mengelilingi isi sel pada sel-sel daun Hydrilla sp.
2. Gerak higroskopis
Gerak higroskopis adalah gerak bagian tumbuhan yang diakibatkan oleh pengaruh perubahan kadar air dari sel-sel sehingga terjadi pengerutan yang tidak sama.

Contoh:
1.     Pecahnya buah polong yang sudah kering pada lamtoro,jarak,dan kembang merak.
2.     Membukanya sporangium pada tumbuhan paku akibat berkerutnya sel-sel anulus.
3. Gerak Esionom
Gerak esionom meupakan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan dari luar tubuh tumbuhan tersebut. Macam - macam gerak esionom pada tumbuhan :

a. Nasti
Nasti adalah gerak tumbuhan terhadap rangsangan, yang arah geraknya tidak ditentukan oleh rangsangan tetapi oleh tumbuhan itu sendiri. Gerak nasti terjadi karena perbedaan tekanan turgor.contoh paling mudah adalah gerak “tidur’’ yang di tunjukkan oleh bermacam-macam tumbuhan polong (leguminosae). Gerak tidur itu disebut niktinasti (nyktos= malam).

Berdasarkan penyebabnya, gerak nasti dibedakan menjadi lima macam :

Fotonasti
Fotonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan cahaya matahari. Contoh: Membuka dan menutupnya bunga pukul empat (Mirabilis jalava).

Niktinasti
Niktinasti merupakan gerakan nasty yang disebabkan oleh suasana gelap (gerak tidur). Pada umumnya, daun-daun tumbuhan polong-polongan (Leguminosaceae) akan menutup pada waktu malam. Daun-daun tersebut akan membuka kembali pada pagi hari. Selain disebabkan oleh suasana gelap, gerak “tidur” daun-daun tersebut dapat terjadi akibat perubahan tekanan turgor di dalam persendian daun. Contoh: Mengatupnya daun daun majemuk turi,lamtoro, dan sengon,di malam hari.

Tigmonasti
Tigmonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan mekanis berupa sentuhan atau tekanan. Istilah tigmonasti berasal dari bahasa Yunani, yaitu thigma yang berarti sentuhan. Gerak tigmonasti disebut juga dengan seismonasti. Contohnya: menutupnya daun putrid malu (Mimosa pudica) saat disentuh.

Termonasti
Termonasti merupakan gerakan nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu. Contoh, bunga tulip akan mengembang bila mendadak mengalami kenaikan temperature dan akan menutup lagi bila temperaturnya menurun.

Nasti kompleks
Nasti kompleks adalah gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus. Rangsangan yang diterima dapat berupa: cahaya matahari, suhu, air dan zat kimia. Misalnya: Gerak membuka dan menutupnya sel-sel penjaga pada stomata.


b. Gerak Tropisme
Gerak tropisme adalah gerak menanggapi rangsang dari bagian organ tumbuhan.arah gerakanya dapat menuju atau menjauhi sumber rangsang. Berdasarkan jenis rangsangganya,tropisme di bedakan menjadi lima :

Fototropisme
Fototropisme merupakan gerak tropisme yang di sebabkan oleh rangsangan cahaya matahari.contoh,ujung tanaman yang ada di dalam ruangan akan membelok kearah datangnya cahaya.

Geotropisme
Geotropisme merupakan gerak tropisme yang mengikuti gaya gravitasi bumi. Geotropisme dibagi menjadi 2 yaitu :
  • Positive geotropism
Geotropisme positive adalah gerak geotropism yang arahnya ke bawah (menuju bumi). Misalnya ujung akar tumbuh menuju kearah gravitasi.
  • Geotropisme negative
Geotrpoisme negative adalah gerak geotropism yang arahnya ke atas (meningkatkan bumi). Misalnya ujung batang tumbuh ke atas menjauhi gaya gravitasi.

Kemotropisme
Kemotropisme merupakan gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan zat kimia. Kemotropisme dibedakan atas dua macam, yaitu sebagai berikut :
  • Kemotropisme Positif
Kemotropisme positif adalah gerak kemotropisme yang arahnya mendekati sumber rangsangan. Misalnya gerak akar menuju zat makanan di dalam tanah.
  • Kemotropisme Negative
Kemotropisme negatif adalah gerak kemotropisme yang arahnya menjauhi sumber rangsangan.misalnya,gerak akar yang menjauhi racun.


Tigmotropisme
Tigmotropisme merupakan gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan sentuhan pada benda yang lebih keras. Gerak tanaman sulur menanggapi rangsangan sentuhan itu disebut tigmotropi (thigmo = sentuh). Contohnya sirih (Piper betle), dan mentimun.

Hidrotropisme
Hidrotropisme merupakan gerak tumbuhan akar yang dipengaruhi oleh ketersediaan air tanah.pada umumnya, akar tumbuhan lurus ke bawah,tetapi jika pada arah ini tdak terdapat cukup air,maka akar akan tumbuh membelok kearah yang cukup air.

c. Gerak taksis
Taksis merupakan gerak pindah tempat seluruh tubuh tumbuhan menuju atau manjauhi rangsangan di sebut gerak taksis. Berdasarkan jenis rangsanganya,taksis dibedakan menjadi dua macam, yaitu fototaksis dan kemotaksis.

Fototaksis
Fototaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan cahaya matahari.misalnya gerakan klorofil menuju ke permukaan yang mendapat cahaya dan gerak spora yang memiliki flagel menuju tempat yang terang.

Kemotaksis
Kemotaksis merupakan gerak taksis yang di sebabkan oleh rangsangan kimia.misalnya gerak spermatozoid(bagian yang dibentuk oleh tumbuhan)tanaman lumut dan tanaman paku menuju ke sel telur yang terdapat dalam arkegoium karena tertarik pada gula atau protein yang dihasilkan oleh arkegonium.


Virus Meteri SMA

Tahu kah anda bahwa kata virus berasal dari bahasa latin virion yang berarti racun, yang pertama kali digunakan di Bahasa Inggris tahun 1392.Virus adalah organisme aseluller(tidak memeliki sel) Virus tidak dapat diklasifikasikan sebagai sel karena virus tidak memiliki nukleus dan sitoplasma
Virus biasanya memiliki ciri-ciri di antaranya adalah sebagai berikut:

a.Virus berukuran sangat kecil, berkisar 0,05N m0,2N m (1N m = 1/1000mm)
b.Tubuh virus terdiri atas selubung dan bahan inti. Bahan inti berupa RNA atau DNA
c.Virus tidak mempunyai membran dan organel-organel sel yang penting bagi kehidupan.
d.Virus hanya dapat bereproduksi jika berada dalam sel hidup atau jaringan hidup.
e. Virus dapat dikristalkan layaknya benda mati.

Virus tersusun dari asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dibungkus oleh selubung protein yang disebut kapsid. Bentuk virus bermacam-macam, ada yang berbentuk batang, bola atau bulat, berbentuk peluru, dan beberapa berbentuk huruf T seperti pada virus bakteriofage.
Disebut bakteriofage karena virus ini menyerang bakteri. Tubuh virus bakteriofage terdiri atas kapsid, kepala, isi, dan ekor.

Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik fungsional.Klasifikasi virus berdasarkan morfologi. Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :
  • Virus DNA
  • Virus RNA
  • Virus berselubung
  • Virus non-selubung
Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran. Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi :
  • Virus Enterik
  • Virus Respirasi
  • Arbovirus
  • Virus onkogenik
  • Hepatitis virus
Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional. Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
  • Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
  • Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
  • Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
  • Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
  • Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
  • Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
  • Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman. Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakancontagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Apakah anda bias menjelaskan jika kita di tanya secara mendetail tentang virus Seperti apakah struktur Tubuh Virus yang sesungguhnya, tentu saja kita sebagaian besar yang kurang mengenal atau bahkan belum pernah melihat secara langsung tubuh virus ini, maka kita akan sedikit kebingungan. maka dari itulah pada kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk berbagi kepada teman-teman semuanya tentang Struktur Tubuh Virus yang mudah-mudahan saja akan mencerahkan sobat semuanya tentang pembahasan Tubuh Virus dan apa itu Virus yang sesungguhnya. Tidak lengkap juga jika kita tidak membahas Fungsi dari setiap bagian yang ada pada Virus, Nah marilah kita sekarang menyimak langsung penjelasnya di bawah ini.

1. Kepala
Pada Bagian Kepada Virus  berisi DNA, RNA, dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid tersusun oleh satu unit protein yang disebut kapsomer.
2. Isi Tubuh
Mungkin ada sobat yang bertanya tentang apa sih isi Tubuh Virus, Isi tubuh virus sering disebut virion, yang terdiri dari asam nukleat (DNA atau RNA). Virus hanya memiliki salah satu tipe asam nukleat. Terdapat beberapa jenis virus berdasarkan isi tubuhnya, antara lain:
  • Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus antara lain, polyomyelitis, virus radang mulut dan kuku, dan virus influenza.
  • Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida, contohnya paramixovirus.
  • Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein, dan banyak lipida, contohnya virus cacar.
3. Ekor
Serabut ekor merupakan bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk menempelkan tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid. Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Khusus untuk virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki ekor.
Tiga bagian diatas adalah tiga struktur utama virus. Berikut adalah tiga tambahan struktur tubuh virus.
4. Kapsid
Kapsid merupakan lapisan pembungkus DNA atau RNA yang ada pada tubuh virus. Kapsid terdiri dari rangkaian kapsomer. Bentuk kapsid bervariasi dan tergantung pada tipe virusnya. Fungsi kapsid adalah untuk memberi bentuk virus dan melindungi virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus.

5. Kapsomer

Kapsomer merupakan bagian tubuh virus yang di dalamnya ada sedikit protein dan saling terangkai membentuk kapsid.

6. Sel Pembungkus

Sel pembungkus merupakan pelindung yang tersusun dari lipoprotein yang merupakan membran plasma dan berfungsi untuk melapisi DNA atau RNA.
Nah Demikian artikel tentang Struktur Tubuh Virus ini, saya berharap artikel kali ini bisa membantu sobat semuanya dalam mengerjakan Tugas yang di berikan bapak atau Ibu Guru, atau buat sobat juga yang sedang mencari Referensi dalam membuat Makalah tentang Struktur Tubuh Virus.
Selain itu sobat juga bisa membaca artikel Biologi lainnya yang telah saya sajikan sebelumnya di website genggaminternet.com ini yakni kita telah membahas mengenai Reproduksi (Baca : Sistem Reproduksi Pada Manusia) dan Juga tentang sel ( Baca : Pengertian dan Fungsi Sel ). Semoga bermanfaat ya sobat, sampai ketemu lagi di artikel berikutnya. terima kasih.

Tuesday 1 December 2015

Jurnal Skripsi Perbandingan Hasil Belajar Biologi

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DENGAN MEDIA ASLI MELALUI MODEL DI PADA MATERI JAMUR KELAS VII SMPN 3 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2013/2014

Devi Lestari

ABSTRAK

Devi Lestari, 2014: Perbandingan hasil  Belajar Biologi Siswa Menggunakan Media Powerpoint Dengan Media Asli Melalui Model DI Pada Materi Jamur Kelas VII SMPN 3 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP, Universitas Palangka Raya. Pembimbing: (1) Dr. Supramono, M.Pd (2) Drs. Agus Sadono, M.Pd.

            Hasil wawancara dengan guru bidang studi biologi di SMPN3 Palangka Raya diperoleh Informasi, proses pembelajaran biologi khususnya materi jamur, ditemukan beberapa masalah, pada saat mengajar guru hanya member informasi tidak menggunakan media dengan baik, siswa masih kurang minat belajar sehingga tidak konsentrasi dalam proses pemebelajaran, siswa sulit memahami materi jamur, dan hasil belajar siswa masih ada yang belum memenuhi nilai ketuntasan. Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan media powerpoint dengan media asli melalui model DI pada materi jamur kelas VII SMPN 3 Palangka Raya ajaran 2013/2014.

            Jenis penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Rancangan penelitian adalah pretest-posttest-control group design. Penelitian menggunakan media powerpoint dengan media asli yang dilaksanakan dengan melibatkan 32 siswa kelas VII-1 (kelompok media powerpoint) dan 31 siswa kelas VII-2 (kelompok media asli) SMPN 3 Palanga Raya. Teknik pengumpulan data menggunakan soal pretest dan posttest. Ter terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda. Data hasil belajar siswa di analisis menggunakan perhitunganstatistik uji-t.

            Hasil dari penelitian diperoleh data nilai rata-rata pretest dan posttest. Nilai rata-rata pretest siswa kelas VII-1 adalah 74,21 dan pada siswa kelas VII-2 adalah 63,22.berdasarkan hasil perhitungan analisis statistic uji-t dengan taraf signifikasi 5% di peroleh thitung (3,350) > ttabel (2,000). Hal inimenunjukan terdapat perbedaan signifikasi hasil belajar biologi siswa menggunakan media powerpoint dengan media asli melalui model DI pada materi jamur kelas VII SMPN 3 Palangka Raya. Dengan demikian penggunaan media powerpoint unggul dibandingkan media asli pada materi jamur.

Kata Kunci: Media Powerpoint, Media Asli, Materi Jamur, Hasil Belajar.

Sejarah Perang Dunia I

PECAHNYA PERANG DUNIA I

Perang Dunia I menandai konflik internasional skala besar pertama pada abad kedua puluh. Pembunuhan Archduke Franz Ferdinand, pewaris mahkota Austro-Hungaria, dan istrinya, Archduchess Sophie, di Sarajevo pada 28 Juni 1914, menjadi pencetus permusuhan, yang dimulai pada Agustus 1914, dan berlanjut di beberapa front selama empat tahun berikutnya.

BLOK ENTENTE (SEKUTU) DAN BLOK SENTRAL DALAM PERANG DUNIA I

Selama Perang Dunia I, Blok Entente – Inggris, Prancis, Serbia, dan kekaisaran Rusia (belakangan juga bergabung Italia, Yunani, Portugal, Rumania, dan Amerika Serikat) – berperang melawan Blok Sentral – Jerman dan Austria-Hungaria (belakangan bergabung Turki Ottoman dan Bulgaria).

JALAN BUNTU

Antusiasme awal semua pihak untuk meraih kemenangan cepat dan mutlak meredup saat perang tersebut menemui jalan buntu karena pertempuran yang memakan biaya tinggi dan peperangan sistem parit, terutama di Front Barat. Sistem parit dan benteng di barat yang terpanjang mencapai sekitar 475 mil, kira-kira dari Laut Utara ke perbatasan Swiss, dan demikianlah perang bagi sebagian besar pejuang Amerika Utara dan Eropa Barat. Luasnya bentang alam Front Timur mencegah peperangan parit skala besar, tapi skala konfliknya sama dengan yang di Front Barat. Pertempuran hebat juga terjadi di Italia Utara, di Balkan, dan di Turki Ottoman. Pertempuran terjadi di laut dan, untuk pertama kalinya, terjadi di udara.

TERJUNNYA AMERIKA SERIKAT DALAM PERANG DUNIA I

Suatu perubahan menentukan dalam pertempuran tersebut terjadi pada April 1917 ketika kebijakan perang kapal selam Jerman yang tidak terkontrol mendorong Amerika Serikat keluar dari kebijakan isolasionismenya dan terjun ke dalam jantung konflik. Pasukan dan bahan baru dari American Expeditionary Force (AEF) di bawah kepemimpinan Jenderal John J. Pershing, ditambah dengan blokade yang semakin ketat terhadap pelabuhan Jerman, akhirnya membantu menggeser kondisi perang sehingga menguntungkan Entente.

REVOLUSI RUSIA 

Keuntungan baru bagi pasukan Entente ini awalnya diimbangi oleh peristiwa yang terjadi di medan perang timur. Sejak awal 1917, Rusia, salah satu dari blok utama Entente, telah berada dalam kondisi yang kisruh. Pada Februari tahun itu, pengelolaan perang yang jelek oleh pemerintah Tsar telah menyebabkan timbulnya pemberontakan yang meluas dalam Revolusi Februari. Revolusi ini memaksa Tsar Nicholas II turun dari takhta dan dibentuknya fraksi liberal dan sosialis dari Pemerintahan Sementara, pada akhirnya di bawah kepemimpinan anggota partai Revolusioner Sosialis Alexander Kerensky. Eksperimen singkat dengan demokrasi pluralis ini mengalami kekisruhan, dan pada bulan-bulan di musim panas, penurunan upaya perang yang terus berlanjut dan situasi ekonomi yang semakin memburuk menyebabkan buruh, serdadu, dan pelaut Rusia melakukan kerusuhan ("Hari-hari Juli").
Pada 24-25 Oktober 1917, pasukan Bolshevik (tokoh sosialis sayap kiri) di bawah pimpinan Vladimir Lenin menyita bangunan pemerintah utama dan menggempur Winter Palace, kemudian pusat pemerintahan baru di ibukota Rusia, Petrograd (sekarang St. Petersburg). "Revolusi Raya Oktober Sosialis," kudeta Marxis pertama yang sukses dalam sejarah, mencopot Pemerintahan Sementara yang lemah, dan akhirnya membentuk Republik Sosialis Soviet di bawah kepemimpinan Lenin. Reformasi sosial, politik, ekonomi dan agraria yang radikal dari negara Soviet baru pada tahun-tahun pasca perang mengkhawatirkan pemerintahan demokratis Barat, yang sangat takut dengan penyebaran Komunisme di seluruh Eropa sehingga mereka bersedia berkompromi atau menyenangkan rezim sayap kanan (termasuk Jerman Nazi-nya Adolf Hitler) pada pengujung 1920-an dan 1930-an.
Tapi dampak langsung dari Revolusi Rusia di panggung Eropa adalah perang sipil yang brutal dan berlarut-larut di daratan Rusia (1917-1922) dan keputusan pimpinan Bolshevik baru untuk mengadakan perjanjian damai terpisah dengan Kaiser Jerman. Ketika negosiasi gagal terkait permintaan Jerman, angkatan darat Jerman melancarkan serangan besar-besaran di Front Timur, sehingga menghasilkan perjanjian damai di Brest-Litovsk pada 6 Maret 1918.
BLOK ENTENTE MERANGSEK MAJU; BLOK SENTRAL MENYERAH

Kendati Jerman berhasil mengalahkan Bolshevik Rusia pada perang di pengujung musim dingin 1918, dan mencapai gerbang Paris selama musim panas, angkatan darat Entente memukul mundur angkatan darat Jerman di Sungai Marne. Mereka terus merangsek maju ke garis pertahanan Jerman di Front Barat pada bulan-bulan di musim panas dan musim gugur tahun 1918 ("Serangan Seratus Hari").
Blok Sentral pun mulai menyerah, mulai dari Bulgaria dan kesultanan Ottoman, masing-masingnya pada September and Oktober. Pada 3 November, pasukan Austro-Hungaria menandatangani perjanjian gencatan senjata di dekat Padua, Italia. Di Jerman, pemberontakan para pelaut angkatan laut di Kiel memicu pemberontakan yang meluas di kota-kota pesisir Jerman, dan di area-area kota utama di Hannover, Frankfurt, dan Munich. Badan pekerja dan serdadu, berdasarkan model dari Soviet, mencetuskan apa yang dinamakan "revolusi Jerman"; "republik dewan" (Räterrepublik) pertama dibentuk di bawah pemerintahan Sosial Demokrat Merdeka (USPD) Kurt Eisner di Bavaria. Partai Sosial Demokrat (SPD) Jerman yang kuat di masa pemerintahan Friedrich Ebert memandang dewan yang baru didirikan tersebut sebagai unsur yang menimbulkan instabilitas, dan sebagai gantinya mendukung tuntutan opini yang meluas di Jerman untuk reformasi parlemen dan untuk perdamaian.
GENCATAN SENJATA


Pada 9 November 1918, di tengah-tengah kerusuhan yang meluas dan karena ditinggalkan oleh para panglima Angkatan Darat Jerman, Kaisar (Kaiser) William II turun dari takhta Jerman. Pada hari yang sama, delegasi SPD Philipp Scheidemann memproklamasikan Jerman sebagai sebuah republik, dengan pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Friedrich Ebert. Dua hari kemudian, wakil Jerman yang dipimpin oleh wakil Partai Pusat Katolik (Zentrum) Matthias Erzberger, mengadakan pertemuan dengan delegasi dari blok pemenang Entente di bawah pimpinan Marsekal Lapangan Prancis Ferdinand Foch, jenderal panglima dari blok Entente, dalam sebuah gerbong di Hutan Compiègne dan menerima ketentuan gencatan senjata.
Pukul 11:00 pagi, 11 November (11/11), 1918, pertempuran di Front Barat berhenti. "Perang Besar," sebagaimana yang disebut oleh orang-orang pada masa itu, telah selesai, tapi dampak yang sangat luas dari konflik tersebut di lingkup internasional, politik, ekonomi, dan sosial terus terasa sampai beberapa dasawarsa mendatang.
KEKALAHAN SELAMA PERANG DUNIA I


Perang Dunia I merupakan salah satu dari perang paling merusak dalam sejarah modern. Hampir sepuluh juta serdadu tewas dalam pertempuran, suatu jumlah yang jauh melampaui kematian militer di seluruh perang pada seratus tahun sebelumnya. Kendati jumlah statistik korban yang akurat sulit untuk ditentukan, diestimasi 21 juta laki-laki terluka dalam pertempuran.
Kerugian besar yang ditanggung semua pihak yang terlibat konflik sebagiannya diakibatkan oleh dikenalkannya senjata baru, seperti senapan mesin dan perang gas beracun, serta kegagalan pimpinan militer untuk menyesuaikan taktik mereka dengan sifat peperangan yang semakin termekanisasi. Kebijakan atrisi, khususnya di Front Barat, memakan korban ratusan ribu jiwa serdadu. Pada 1 Juli 1916, sebuah tanggal dengan jumlah korban jiwa terbesar dalam satu hari, Angkatan Darat Inggris di Somme saja menderita lebih dari 57.000 korban. Jerman dan Rusia menderita jumlah kematian militer tertinggi: estimasi masing-masingnya adalah 1.773.700 dan 1.700.000. Prancis kehilangan enam belas persen dari pasukan yang dikerahkannya, jumlah kematian tertinggi terkait dengan pasukan yang dikerahkan.

Tidak ada badan resmi yang melakukan penghitungan secara saksama atas kematian warga sipil selama tahun-tahun perang, tapi para pakar menyatakan bahwa sebanyak 13.000.000 nonkombatan tewas sebagai akibat langsung atau pun tidak langsung dari pertempuran. Jumlah kematian penduduk sipil maupun anggoa militer melesat pada akhir perang dengan berjangkitnya "Flu Spanyol," epidemik influenza paling mematikan dalam sejarah. Jutaan orang tergusur atau menjadi pengungsi di Eropa dan Asia Kecil akibat konflik tersebut. Kerugian harta-benda dan industri sangat besar, terutama di Prancis dan Belgia, di mana pertempuran terparah terjadi
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com